Kalsium karbonat (CaCO₃) adalah senyawa kimia yang banyak ditemukan di alam dalam bentuk batu kapur, marmer, dan kalsit. Senyawa ini memiliki berbagai aplikasi dalam industri, mulai dari bahan baku pembuatan semen hingga sebagai suplemen makanan. Kalsium karbonat juga digunakan dalam produksi kertas, cat, plastik, dan farmasi karena sifatnya yang murah, melimpah, dan memiliki tingkat keasaman yang netral.

Proses produksi kalsium karbonat dapat dilakukan dengan dua metode utama, yaitu pengolahan secara alami dan sintetik. Kalsium karbonat alami diperoleh dari penambangan batu kapur yang kemudian dihancurkan, dicuci, dan dikeringkan untuk mendapatkan bubuk halus. Sedangkan metode sintetik dilakukan dengan mencampurkan larutan kalsium hidroksida dengan gas karbon dioksida, yang kemudian menghasilkan endapan kalsium karbonat yang lebih murni.

Manfaat kalsium karbonat sangat luas, terutama dalam industri kesehatan dan pangan. Dalam dunia medis, senyawa ini digunakan sebagai suplemen kalsium untuk mencegah osteoporosis serta sebagai antasida untuk meredakan asam lambung. Selain itu, dalam industri makanan, kalsium karbonat sering ditambahkan sebagai zat pengisi dalam produk seperti roti dan susu untuk meningkatkan kandungan kalsium.

Meskipun memiliki banyak manfaat, kalsium karbonat juga memiliki beberapa kekurangan. Salah satunya adalah kemungkinan menyebabkan efek samping seperti sembelit atau gangguan pencernaan jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan. Dalam industri, kalsium karbonat dapat menyebabkan abrasi pada peralatan produksi jika tidak diproses dengan benar. Selain itu, penggunaannya dalam pertanian dapat berdampak negatif jika dosis yang diberikan tidak sesuai, karena dapat mengubah keseimbangan pH tanah.

Dengan berbagai keunggulan dan kekurangannya, kalsium karbonat tetap menjadi bahan yang sangat penting di berbagai sektor industri. Pemanfaatannya yang luas menunjukkan betapa pentingnya senyawa ini dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam bidang konstruksi, kesehatan, maupun industri lainnya. Oleh karena itu, pemilihan dan penggunaannya harus disesuaikan dengan kebutuhan serta memperhatikan dampak yang ditimbulkan.